Sebuah Harapan Untuk Owa Jawa
Kuliah Primata | 19 Juli 2008 | PP Schmutzer-TMR
Tidak hanya orangutan yang mendapatkan tempat untuk “belajar” kembali ke alam, ternyata owa jawa memiliki tempat belajar pula. Kuliah primata kali ini membahas mengenai “rumah belajar” owa jawa tersebut, yang dibawakan oleh Anton Ario yang merupakan staf Conservation International
Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan kera kecil dengan warna rambut abu-abu yang memiliki nyanyian indah. Primata endemik Jawa ini hidup monogami (berpasangan) dengan sistem keluarga. Sebagian besar makanannya terdiri dari buah sehingga membuat mereka dikategorikan sebagai primata frugivor. Mereka termasuk satwa arboreal yang menghabiskan hampir seluruh waktunya diantara rimbunnya pohon. Seperti banyak satwa lainnya Owa Jawa merupakan satwa teritorial yang mempertahankan wilayah kekuasaan mereka.
Sangat disayangkan wilayah penyebaran mereka semakin berkurang dengan penyusutan habitat karena ulah manusia. Perburuan dan perdagangan Owa Jawa bahkan membuat jumlah mereka semakin berkurang di alam. Karena itu Owa Jawa termasuk dalam kategori satwa yang terancam punah menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources). Selain itu terdapat peraturan perundangan
Sampai saat ini terdapat 27 Owa Jawa yang terdapat di JGC. Owa ini berasal dari balai, pusat penyelamatan satwa dan masyarakat yang menyerahkan secara sukarela. Dari 27 Owa ini, 16 individu sudah berpasangan, 8 individu masih dalam masa sosialisasi dan 1 individu masih dalam masa karantina.
Tahapan yang dilalui setiap Owa Jawa yang masuk dalam JGC meliputi karantina biasanya selama satu setengah bulan. Tahapan selanjutnya adalah sosialisasi dengan lingkungan (selama Owa Jawa tersebut berada di JGC). Kemudian sosialisasi dengan individu owa lain/pemasangan. Pemasangan ini dapat memakan waktu 1 tahun sampai 3 tahun, tergantung setiap individu. Tahap selanjutnya pelepasan dan pemantauan.
Meskipun bertujuan melepaskan Owa Jawa kembali ke alam, belum ada Owa Jawa yang dilepaskan ke alam selama
Owa jawa yang telah banyak mengkonsumsi buah-buahan hutan serta mampu berpasangan dan beradaptasi dengan lingkungannya dapat dikatakan berhasil dalam program rehabilitasi ini. Namun banyak tahapan dan syarat lainnya yang harus dilalui owa jawa tersebut untuk dapat kembali ke alam. Bukanlah hal yang cukup mudah untuk mereka kembali habitat aslinya setelah lama tinggal bersama manusia. Ketersediaan hutan yang memungkin untuk mereka dilepaskan juga sangat diperlukan. Karena owa jawa yang dilepaskan dari rehabilitasi ini tidak dapat dimasukan ke dalam hutan yang di dalamnya terdapat owa jawa liar.
Harapan kembalinya owa jawa ke habitat aslinya mungkin dapat terlihat dalam antusias peserta kuliah primata yang memberikan banyak pertanyaan mengenai topik ini. Semoga harapan kembalinya owa jawa ke habitat alaminya tidak hanya terasa oleh peserta kuliah primata namun juga oleh masyarakat luas.
[rani-PP Schmutzer | http://educationschmutzer.multiply.com]
Selengkapnya >>
—
NB:
Anda yang berminat mendapatkan file digital dari foto kegiatan dapat di download dari:
http://sobatorangutan.multiply.com
http://educationschmutzer.multiply.com
File presentasi dalam format PDF dapat di download dari:
http://groups.yahoo.com/group/Sobat_Orangutan/files
http://groups.yahoo.com/group/Sahabat_primata/files
atau hubungi:
Biro Komunikasi Yayasan BOS
[0251] 657067 | bos_komunikasi@orangutan.or.id | www.orangutan.or.id
Bagian Edukasi & Komunikasi Pusat Primata Schmutzer – Taman Margasatwa Ragunan
[021] 7884 7105 | education_schmutzer@yahoo.com | www.primata.or.id