Image Alt

Blog

Duta Besar AS Kunjungi Pusat Pendidikan Konservasi Bodogol

Bodogol, Sukabumi

Duta Besar Amerika Serikat Cameron R. Hume didampingi putrinya Ivi Hume, mengunjungi mengunjungi Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), Sabtu (13/12). Kunjungan ini menjadi kunjungan pertama kali seorang duta besar negara adidaya ini ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Kegiatan ini merupakan kunjungan akhir pekan tidak resmi, duta besar AS untuk

melihat program konservasi yang dilakukan oleh Conservation International Indonesia, sebelumnya Duta Besar AS ini juga pernah mengunjungi Program Orangutan di Batang Toru Sumatera Utara.

Dalam kunjungan tersebut Dubes AS didampingi oleh Alfred Nakatsuma dari USAID, Dr. Bambang Sukmananto, Kepala Taman Nasional Gn Gede Pangrango, Dr. Jatna Supriatna dan Dr. Chris Margueles dari Conservation International. Perjalanan kunjungan dimulai dengan melihat dari dekat PPKAB yang jaraknya sekitar 5 km dari Jalan Raya Sukabumi, Lido mendaki keatas. Rombongan diajak berkeliling dan mendaki (hiking) melalui jalan setapak menuju tempat jembatan kanopi yang ada di Bodogol, melihat fasilitas PPKAB lalu menuju ke Pusat Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon & Rehabilitation Centre-JGC) yang tidak jauh dari bangunan kompleks PPKAB.

Sepanjang perjalanan, dubes mendapatkan uraian dari Jatna Supriatna tentang pentingnya PPKAB bagi masyarakat di Jakarta dan sekitar taman nasional.”Tempat ini merupakan pusat pendidikan konservasi paling dekat di Jakarta dengan alam yang masih asli,” kata Jatna. Vice President CI Indonesia ini juga menjelaskan betapa penting anak-anak memahami alam dan ikut mengerti mengapa pelestarian alam dilakukan. Ia juga menegaskan: “Jika tidak ada Taman Nasional Gunung Gede sebagai kawasan tangkapan air, maka niscaya Jakarta akan semakin ‘tenggelam’ bila banjir.” Menurut Jatna, kita perlu mempertahankan wilayah ini dan menambah kembali hutannya.”CI Indonesia berupaya bekerjasama dengan taman nasional untuk mengadakan penanaman kembali dengan program adopsi pohon,” tambahnya.

Disambut Elang Jawa dan Owa Jawa

Saat berhenti di jalan setapak dan menikmati pemandangan di unjung ‘catwalk’ sebuah anjungan yang buat khusus untuk melihat panorama pemandangan pegunungan—rombongan –dengan tidak disangka—disuguhi atraksi menarik elang jawa terbang. “Rombongan ini sungguh beruntung, dapat menyaksikan langsung burung langka itu,”kata Bambang Sukmananto, Kepala Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, padahal menurutnya beberapa kali Dia ke kawasan ini sangat jarang dijumpai.

Selain itu, ketika diajak mengunjungi JGC, Mr. Hume banyak mendapat penjelasan tentang kehidupan owa jawa, dubes AS ini sangat penasaran dengan kehidupan monyet langka yang mempunyai perilaku berpasangan setia ini. Dijelaskan, di JGC sekarang ini ada 27 pasang dan baru ada satu pasangan yang berhasil ‘dijodohkan’. Di kandang nurseri atau bagian perawatan owa jawa, dubes bertahan lama sekali dan bercengkrama dengan bayi owa jawa yang sangat atraktif dan lucu.

Owa jawa merupakan spesies terancam punah yang hanya ada di Pulau Jawa. Satwa berbulu tebal dan lucu ini kini semakin terdesak karena kehilangan habitatnya, selain itu, keterancaman juga diperparah dengan penangkapan primata endemik Jawa ini untuk diperjual belikan. Hasil penelitian tahun 2004 terhadap populasi owa jawa disimpulkan bahwa populasi satwa ini antara 4000 hingga 5000 ekor yang tersebar di Pulau Jawa, menurut perkiraan populasi ini akan semakin menurun apabila tidak ada upaya rehabilitasi dan penyelamatan.

[ www.conservation.or.id | Fachruddin Mangunjaya | 14/12/2008 ]

Post a Comment

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit sed.

Follow us on