Kumis Kucing untuk Menyelamatkan Hutan
Kamis, 5 Maret 2009. Konservasi baru bisa berjalan jika ada manfaatnya buat masyarakat sekitar. Tak ada gunanya berteriak-teriak soal pentingnya konservasi jika manfaatnya tidak dapat dirasakan masyarakat. Itulah yang disadari betul pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
”Manfaat dalam ukuran masyarakat, termasuk di dalamnya secara ekonomi,” kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Sumarto, di kantornya di Cibodas, Jawa Barat.Keikutsertaan TNGGP dalam Pameran Green Radio (green-o-logy)
[caption id="attachment_1160" align="alignleft" width="120" caption=" "][/caption]
Tanggal 16-21 Maret 2009, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh 89,2 Green Radio FM. Tema yang diangkat yaitu green-o-logy yang mencerminkan tujuan utama dan semangat event ini untuk berbagi wawasan, pengetahuan, kesadaran, serta inspirasi dalam pergerakan gerakan hijau.
Indosat M2 Tanam 2.000 Pohon
Pada tanggal 12 Maret 2009, berlokasi di blok Sarongge Girang khususnya blok Pasir Tengah Resort PTN Sarongge Seksi PTN Wilayah II Gedeh, Bidang PTN Wilayah I Cianjur kembali d lakukan penanaman pohon pada kawasan perluasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) melalui “Program Adopsi Pohon”.
Menyelamatkan Benteng Terakhir Pelindung Kehidupan Manusia dan Melindungi Kepunahan Owa Jawa
Bodogol-Bogor, 7 Maret 2009. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [TNGGP], seluas 21.975 hektar merupakan salah satu taman nasional yang tertua di Indonesia, yang memiliki peran penting sebagai sistem penyangga kehidupan. Sebagai kawasan konservasi dengan misi untuk perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari. Keutuhan dan kelestarian ekosistem TNGGP telah berjasa menyelamatkan Owa Jawa [Hylobates moloch] dari kepunahan, benteng bagi kota Jakarta dari mencegah banjir bandang saat musim penghujan.
29 Tahun Melestarikan Hutan Gunung Gede untuk Bumi Indonesia
Hari ini tepat 29 tahun yang lalu, Menteri Pertanian menetapkan Cagar Alam Cibodas, Cagar Alam Gunung Gede Pangrango, Cagar Alam Cimungkat, TWA Situgunung dan hutan-hutan di lereng Gunung Gede Pangrango sebagai kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan luas 15.196 ha. Penetapan ini dapat dianggap sebagai pengakuan tentang pentingnya kawasan TNGGP bagi pelestarian ekosistem.
Tantangan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [TNGGP] di Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan
Dalam rangkaian peringatan ulang tahun TNGGP yang ke 29 tahun digelar pula talkshow yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait dan masyarakat, serta para Kepala Balai Purnawira periode 1980-2009. Hadir sebagai narasumber dalam talkshow ini adalah Dr. Ir. Haryadi, MBA, MM-Sekditjen PHKA., Dr. Ir. Sunaryo, MSc-senior TNGGP, Ir. Sumarto MM-Kepala Balai Besar TNGGP dan Ir. Haris Surono, MM-Sinar Mas Forestry. Sebagai moderator adalah Dr. Achmad Sjarmidi dari Konsorsium GEDEPAHALA.
Solution to Global Economic and Environmental Crisis
Bogor, 23 February 2009. Agroforest farmers at the base of Mount Pangrango have managed to export kidney tea (Orthosiphon spp.) leaves product to France. This is a local initiative that has potential to become a solution to global environment and economy crisis.
29 Tahun Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Menuju Taman Nasional Model Terbaik di Asia
SIARAN PERS
Cianjur, 6 Maret 2009. Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [TNGGP] memiliki arti penting dalam sejarah konservasi Indonesia. Sejak tahun 1800-an, kawasan ini telah dikenal sebagai tempat penelitian botani hingga saat ini. Dalam perkembangannya, pada tahun 1977 kawasan TNGGP juga ditetapkan oleh UNESCO sebagai area inti Cagar Biosfer Cibodas. Pada tanggal 6 Maret 2009 ini, TNGGP telah genap berumur 29 tahun sebagai taman nasional.Kunjungan JICA ke Gede Pangrango
Tanggal 17 Feb 2009, rombongan JICA datang ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Ir. Supratman Tony selaku Kepala Bidang Wilayah 1 Cianjur menyambut dan menjelaskan situasi kawasan perluasan dan kegiatan adopsi pohon. Sesudah berdiskusi di kantor TNGGP rombongan pergi ke lokasi untuk melihat tempat adopsi pohon dan rehabilitasi.