Menteri Kehutanan Resmikan Pusat Penelitian dan Konservasi Amphibi TNGGP
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Kabinet Indonesia Bersatu II Zulkifli Hasan, SE, MM. menyampaikan bahwa Pusat Penelitian dan Konservasi Amphibi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat penting kedudukannya mengingat katak merupakan indikator perubahan iklim dunia, “Katak mudah dan sangat terpengaruh dengan suhu yang meningkat selain itu Pusat Penelitian ini merupakan bagian dari usaha pelestarian amphibi dan pendidikan bagi masyarakat luas pada umumnya” demikian pesan Bapak Menteri Kehutanan.
Kepedulian Bapak Menteri terhadap salah satu kawasan konservasi tertua di Indonesia ini ditunjukkan oleh Beliau dengan mengikuti rangkaian acara yang telah dipersiapkan oleh pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) disela kesibukannya mengikuti Rapat Kerja dan Evaluasi Program 100 hari di Cipanas yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebelum memulai aktifitasnya sebagai salah satu peserta Raker Cipanas, Zulkifli Hasan mengunjungi Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) di Cibodas, Jawa Barat pada Selasa pagi sekitar pukul 07.30 WIB dan disambut oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Ir. Sumarto, MM beserta seluruh staff. Pagi hari itu, Zulkifli Hasan berkeliling di kompleks Perkantoran BBTNGGP ditemani oleh seluruh pejabat struktural BBTNGGP untuk melihat wisma, kantor, visitor centre dan diakhiri dengan foto bersama dengan staff BBTNGGP. Rangkaian acara yang telah dipersiapkan pihak TNGGP pada pagi hari itu tertunda karena kesibukan beliau, namun beliau berjanji untuk kembali mengunjungi TNGGP.
Janji itu ditepati, Zulkifli Hasan kembali berkunjung pada hari yang sama 2 Februari 2010 sekitar pukul 21.45 WIB bersama dengan Staf Ahli Menteri. Bertempat di Wisma TNGGP, kedatangan Beliau disambut oleh Kepala Balai Besar TNGGP beserta jajarannya, untuk selanjutnya bersama-sama mendengarkan presentasi mengenai Seven Summit – Wanadri.
Rangkaian kegiatan Menteri Kehutanan di TNGGP dimulai pada pagi hari, Rabu 3 Februari 2010, pukul 04.30 WIB. Menteri Kehutanan, bersama dengan Kepala Balai Besar TNGGP beserta jajarannya berkenan meresmikan Pusat Penelitian dan Konservasi Amphibi. Zulkifli Hasan sangat menyambut baik inisiasi pendirian Pusat Penelitian dan Konservasi Amphibi oleh TNGGP sebagai salah satu upaya konservasi flagship spesies yang merupakan satwa indikator lingkungan tentang perubahan iklim. Keberadaan katak merupakan salah satu penciri kondisi lingkungan yang baik dan tidak tercemar. Peresmian ditandai dengan pelepasliaran 7 (tujuh) ekor katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifer) dan sepasang Katak Bertanduk (Megophrys montana) di dalam rumah katak yang dilanjutkan dengan penandatangan piagam peresmian.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki jenis amphibi sebanyak 19 jenis, yaitu 18 jenis ordo Anura dan 1 jenis ordo Sesilia. Bila digabungkan dengan julmlah jenis amfibi yang ada di kawasan sekitarnya, semisal Kebun raya Cibodas dan desa-desa di sekitar TNGGP, maka jumlah jenis amfibi yang ada mencapai 22 jenis (Kusrini dkk. 2007). Zulkifli Hasan sendiri memiliki kesan terhadap keberadaan katak, selain sebagai indikator lingkungan, menurut beliau penelitian dan konservasi sangat diperlukan agar Indonesia tidak kehilangan species tersebut karena di kampung halamannya beliau mulai jarang melihat katak yang biasa dilihat semasa kecilnya.
Menteri kehutanan juga berkenan melakukan penanaman satu pohon lokal TNGGP, Rasamala (Altingia excelsa), di halaman depan Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Simbolisasi penanaman oleh Menteri Kehutanan tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi dalam melakukan kegiatan penanaman khususnya di kawasan TNGGP dan desa penyangga di sekitarnya.
Dengan berakhirnya kegiatan penanaman, maka rangkaian acara Menteri Kehutanan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango telah selesai. Sebagai suatu semangat kebersamaan, Menteri Kehutanan bersama dengan Kepala Balai Besar TNGGP beserta segenap staff melakukan jalan pagi sebelum beliau melanjutkan perannya dalam Raker Cipanas.
Semoga kehadiran beliau dapat menjadi semangat bagi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan bidang Kehutanan untuk tetap menjaga dan melestarikan kawasan Hutan Indonesia.
[ teks & gambar © TNGGP | 022010 | IS & AA P3 ]