Menelisik Lebih Dalam Tentang Ular
Sabtu, 6 Februari 2010, bertempat di Pusat Pendidikan Koservasi Alam Bodogol (PPKAB), terlihat dua orang dengan dikelilingi peserta lainnya sedang berusaha menangkap ular Sanca Kembang/Batik (Phyton Reticulatus) dengan metode matador, yaitu orang pertama memegang ekor si ular sedangkan orang kedua memegang kain seperti matador untukmenangkap bagian kepala si ular.
Aktfitas yang dilakukan tersebut adalah salah satu bagian dari kegiatan ”PELATIHAN IDENTIFIKASI ULAR DAN PENANGANAN GAWAT DARURAT BAHAYA ULAR” yang merupakan kerjasama Volunteer Eagle, Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) dan Lembaga Studi Ular SIOUX. Tidak ketinggalan kegiatan ini juga didukung oleh Conservation International Indonesia (CII) Program Gedepahala dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) khusususnya Bidang III Bogor.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yaitu tanggal 6-7 Februari 2010. Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan ini diundang beberapa lembaga baik perorangan atau umum seperti Staf Javan Gibbon Center (JGC), Volunteer Panthera, Volunteer Montana, Interpreter Tepala, Staf PPKAB, Staf Resort PPKAB, Sakawana Bakti Bogor dan masyarakat Bodogol.
Materi pertama yang disampaikan adalah pengenalan ular, biologi ular dan penanganan gigitan/bahaya ular, materi ini disampaikan di luar ruangan. Menurut SIOUX ada empat alasan penting kenapa kita harus mengenal ular, menurutnya empat alasan tersebut adalah Satu, Ular adalah binatang liar berbahaya yang habitatnya terdekat dengan kehidupan manusia. Sebagai bukti, saat ini ular masih dapat kita jumpai di halaman rumah, kebun, sawah, ladang, hutan, sungai, rawa-rawa, pegunungan, gua, pantai, laut, samudra bahkan di saluran – saluran air perkotaan seperti kota Jakarta. Yang harus diwaspadai adalah, adanya bahaya psikis akibat keberadaan mitos, cerita, pandangan dan anggapan yang salah tentang ular. Sikap ketakutan ini dapat menjadikan kita bertindak di luar akal sehat sehingga merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Dua, Ular berperan penting bagi kesejahteraan hidup manusia. Ular adalah predator alami tikus, hama aktif yang memakan padi sebagai sumber energi utama masyarakat Indonesia. Ular juga merupakan makanan burung – burung karnivora seperti elang, burung hantu, rajawali, dll. Artinya, keberadaan ular dapat membantu mengurangi populasi tikus yang sangat cepat berkembang di satu kawasan sekaligus ikut mempertahankan jumlah burung – burung karnivora yang semakin menipis akibat berkurangnya makanan yang didapat, dan akibat ulah manusia tentu saja. Tiga, Ular masih mengandung banyak sekali misteri dan keanehan, misteri itu berupa manfaat di bidang kesehatan bagi manusia yang belum seluruhnya dikembangkan secara mendalam dan Empat, Ular adalah makhluk eksotis, unik, indah, menantang, sangat banyak ragamnya. Ular juga dapat menjadi binatang yang bersahabat dan mengajarkan tentang kebijaksanaan kepada manusia tentang kebesaran Nya dan kekuasaan Nya.
Ular ternyata sangat menarik untuk diketahui, peserta yang mengikuti kegiatan ini tidaklah semua mengetahui ular secara menyeluruh, sehingga dalam materi ini lembaga studi ular SIOUX mencoba memberikan pemahaman ular kepada peserta pelatian dengan mendetail. Setelah mengetahui secara umum tentang ular, peserta diperkenalkan tentang biologi ular menyangkut bentuk – bentuk ular, cara mengetahui jenis ular dengan cara mengidentifikasi morfologi luar ular atau bagian tubuh yang terlihat (badan, jenis kelamin, jenis taring dll), bagian – bagian tubuh penting ular lainnya. Selain dua materi penting tersebut diperkenalkan juga cara penanganan pertama terhadap gigitan ular, didalam materi ini, lembaga studi ular SIOUX mempraktekkan langsung cara penanganan bila terkena gigitan ular, dari mulai penanganan darurat sampai identifikasi jenis gigitan ular. Identifikasi jenis gigitan ular sangatlah penting untuk diketahui, hal ini untuk menentukan kemungkinan terburuk jenis ular yang menggigit adalah ular berbisa.
Materi kedua adalah handling ular, materi ini dilakukan di luar ruangan. Dalam kegiatan ini peserta diperkenalkan contoh – contoh ular yang sengaja pemateri bawa. Ada enam jenis ular yang dibawa dari jenis yang tidak berbisa sampai jenis yang berbisa tinggi diantaranya Homalpsis buccata (kadut), Dendrelaphis pictus (tampar), Ptyas mucosos (bandotan macan), Bungarus fasciatus (welang), Trimeresurus wagleri (ular pohon) Phyton reticulatus (sanca batik). Peserta dicoba untuk mengenal jenis ular dengan cara melihat dan menyentuh bagian ular. Cara menangkap ular ternyata ada triknya, dari cara menangkap ular tidak berbisa sampai ular berbisa tinggi mempunyai trik penanganan yang berbeda. Contoh jenis ular phyton, cara penanganan ular ini dilakukan oleh dua orang dengan teknik matador, orang pertama adalah yang memfokuskan menangkap bagian kepala dengan menggunakan kain/sarung, sedangkan orang kedua menangkap ekor ular dengan membelakangi bagian kepala. Dengan trik ini, orang pertama mendekati bagian kepala ular dengan kain dan menangkap ular dengan terlebih dahulu menutup bagian kepala dengan kain dan setelah itu dengan tangan, langsung memegang kepalanya dan kalau sudah mahir menangkap ular ini bisa dengan membelakangi bagian kepalanya dan langsung menangkapnya.
Berbeda dengan jenis ular berbisa tinggi, contoh ular weling atau Bungarus candidus Linne, ular ini aktif pada malam hari dan sangat sensitif sekali terhadap cahaya/sinar sehingga bila terkena cahaya akan berusaha mendekat. Cara menangkap ular ini bisa menggunakan stik ular dengan cara mengait bagian tubuhnya dan menangkapnya atau dengan mengangkat bagian ekor akan tetapi jangan sekali – kali mengangkat seluruh bagian tubuhnya ke atas, karena dengan ukuran tubuh yang relatif pendek, ular jenis ini akan mudah untuk membalikkan badannya dan melakukan penyerangan atau menggigit. Sama dengan jenis ular lainnya kalau memang sudah mahir atau terbiasa dengan ular, cara menangkap ular ini bisa langsung dengan tangan kosong.
Pada malam hari dilakukan pencarian ular langsung di alam, peserta pelatihan dibagi dua kelompok besar, dengan dua jalur yang berbeda. Jalur pertama menggunakan jalur cikaweni dan jalur rasamala sedang jalur kedua menggunakan jalur kanopi dan area PPKAB. Dalam kegiatan pencarian ular ini, peserta kegiatan menelusuri jalur yang telah ada, mencari di setiap sela-sela dari balik pepohonan, berharap ular bisa ditemukan.
Tidak gampang menemukan ular di alam, karena menurut lembaga studi ular SIOUX berdasarkan pengalamannya selama melakukan hunting di alam, kemungkinan bertemu dengan ular kesempatannya kecil sekali, apalagi hanya dengan waktu pelatihan yang singkat seperti ini. Sangat beruntung sekali malam itu kelompok pertama menemukan ular weling (Bungarus candidus), walaupun tidak bisa menangkap ular jenis ini, akan tetapi hal ini sudah membuktikan bahwa ternyata mencari ular memang sangat menarik untuk dilakukan. Kelompok satupun beruntung bisa menemukan ular dan menangkapnya, akan tetapi jenis ular yang ditangkap belum bisa diketahui namanya karena ukurannya sangat kecil atau belum dewasa. Setelah kegiatan pencarian ular di alam selesai dan semua kelompok sudah bergabung, dilakukan diskusi dua arah, masing – masing kelompok mempresentasikan hasil kegiatan selama melakukan pencaria ular, banyak pengalaman baru yang didapat setiap peserta kegiatan, sehingga hasil diskusi ini menjadi motivasi dan pengalaman tersendiri bagi setiap pesertanya.
Hari kedua kegiatan pelatihan ini, pagi harinya peserta pelatihan dibagi dua kelompok untuk melakukan pencarian ular. Kelompok pertama melakukan pencarian di area parkiran PPKAB dan kelompok kedua melakukan pencarian ular di jalur cipadaranten. Tidak seberuntung malam kemarin, pagi ini semua kelompok tidak menemukan ular satupun dijalur,akan tetapi peserta pelatihan tetap semangat dan mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan antusias.
Setelah semua rangkaian kegiatan pelatihan selesai, peserta pelatihan melakukan diskusi dan evaluasi. Dalam kegiatan ini, panitia membahas kembali rangkaian proses kegiatan dari mulai awal kegiatan sampai akhir kegiatan, hal ini dilakukan untuk menggambarkan kembali kepada peserta pelatihan, materi dan praktek yang telah diberikan. sehingga peserta dapat memberikan apresiasinya terhadap kegiatan pelatihan yang telah dilakukan. Dalam diskusi dan evaluasi ini panitia mengajak peserta untuk memberikan pendapat – pendapatnya secara tegas dan tepat melalui pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan panitia. Panitia memberikan hadiah kepada setiap peserta dengan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Kegiatan diskusi dan evaluasi menjadi sangat penting untuk dilakukan , karena melalui diskusi dan evaluasi kita dapat mengetahui letak kelemahan dan kekuatan suatu kegiatan yang kita lakukan.
[teks & gambar © TNGGP | 022010 | eryan eagle-tangguh]