Cinta Alam dan Partisipasi Generasi Muda Untuk Konservasi
Minggu, 2 Juni 2013, Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung bekerjasama dengan Green Radio – KBR68H, Tempo TV, dan Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) serta Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menyelenggarakan talkshow di kaki Gunung Gede Pangrango, tepatnya di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat, yang merupakan penyangga bagi kawasan taman nasional tertua di Indonesia tersebut. Acara ini diselenggarakan dalam rangka Memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2013 tanggal 10 Agustus, dan 101 Tahun Konservasi Di Indonesia serta Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni. Tujuannya untuk menyebarluaskan informasi dan untuk selalu mengingatkan tentang makna penting konservasi bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk di muka bumi dan keseimbangan ekosistem. Partisipasi para pihak terhadap konservasi sangat penting ditumbuhkan melalui aktivitas keseharian. Dengan diselenggarakannya talkshow ini diharapkan pemahaman akan konservasi akan semakin tumbuh dan berkembang, serta semangatnya selalu terpelihara.
Dengan mengangkat tema “Cinta Alam dan Partisipasi Generasi Muda Untuk Konservasi”, dipandu oleh host dari Green Radio menghadirkan 3 narasumber, yaitu Ir. Sonny Partono, MM selaku Direktur Jenderal PHKA yang mewakili Menteri Kehutanan, Tosca Santoso dari Yayasan Prakarsa Hijau dan Rahmat Abas dari Federasi Mountaineering Indonesia (FMI). Acara dimulai dengan memperkenalkan latar belakang kegiatan oleh Direktur PJLKKHL, Dr. Bambang Supriyanto, MSc. Hadir juga pada acara tersebut, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Ir. Herry Subagjadi, MSc. beserta jajarannya.
Talkshow yang juga bersamaan dengan diselenggarakannya kegiatan Indonesia Volcano Challenge 2013 pada tanggal 2 Juni 2013 tersebut menitikberatkan pada semangat kaum muda Indonesia untuk tidak hanya sekedar menikmati alam Indonesia, tapi juga turut andil dalam aksi nyata bersama-sama menjaga alam di bumi nusantara ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, ketergantungan manusia akan alam di sekitarnya tidak dapat dipisahkan meski sedetik pun. Kepedulian menjaga alam dan isinya ini juga yang sejak jaman colonial Belanda sudah dilakukan oleh para peneliti botani dan pecinta alam yang tergabung dalam Perhimpunan Perlindungan Alam Hindia Belanda (Nederlandsch Indische Vereeniging Tot Natuurbescherming) pada tahun 1912.
Mulai dari menyusun perundang-undangan/peraturan, mendata aneka ragam hayati flora dan fauna hingga pembentukan cagar alam di Tanah Air. Semangat konservasi yang telah dinyalakan sejak era colonial Belanda ini pun terus berlanjut hingga Indonesia mencapai kemerdekaannya pada tahun 1945.
Puncaknya adalah dengan ditetapkannya 5 taman nasinal di Indonesia untuk pertama kalinya, yakni Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980.
Penunjukan atau menetapkan suatu kawasan untuk dipertahankan keberadaannya sebagai kawasan konservasi menjadi sangat penting. Selain sebagai benteng untuk mempertahankan kawasan hutan yang memiliki nilai ekologis, penetapan dan penunjukkan kawasan konservasi ini juga berfungsi sebagai penyangga kehidupan bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dan ekonominya di sekitar kawasan hutan.
“Perkembangannya sekarang ini sudah ditetapkan 50 taman nasional, tetapi masih ada kawasan-kawasan konservasi yang lain seperti cagar alam, taman burung, tahura, taman wisata alam dan lainnya yang secara keseluruhan jumlahnya 561 kawasan konservasi yang sudah ditetapkan Kementerian Kehutanan” imbuh Dirjen Perlindungan Hutan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan, Sonny Partono.
Untuk itulah di kesempatan ini Kementerian Kehutanan mengajak semua lapisan masyarakat bersama-sama menjaga kawasan hutan yang terdiri dari tiga fungsi yakni sebagai hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi demi generasi penerus bangsa selanjutnya.
Tosca Santoso menceritakan kisah komitmen pelestarian lingkungan dan alam yang dimotori oleh Green Radio melalui program adopsi pohon di Sarongge yang juga masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Rahmat dari FMI menceritakan upaya memperkenalkan kegiatan kecintaalaman melalui pendakian gunung yang benar dan bertanggung jawab.
“Selain itu, melalui lomba Indonesia Volcano Challenge, yang rencananya dibuat berseri, sekaligus untuk memperkenalkan kekayaan keindahan alam gunung-gunung di Indonesia”, lanjut Rahmat.
Pada akhir acara talkshow, Dr. Bambang Supriyanto dari Direktorat PJLKKHL membagikan hadiah “pecinta alam” dan goodie bag dari panitia kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh host talkshow.
Kegiatan talkshow tersebut akan di tayangkan di Tempo TV dan jaringan radio KBR68H. Relay pada 100 stasiun radio akan disiarkan pada hari Kamis, 6 Juni 2013 pukul 09.00 – 10.00 WIB dalam program Bumi Kita dan penayangan di Tempo TV pada hari Jum’at 7 Juni 2013 pukul 20.00 WIB dalam program Green Talk.
[sumber: http://jasling.dephut.go.id | teks & foto © PJLKKHL | 04062013 | jule & kus]