Image Alt

Blog

KUJADIKAN DOMBA SEBAGAI ALAT PRODUKSI

KTH Berkah Mandiri

Sejak tahun 1986, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) telah merintis pembentukan kader konservasi, dimulai dengan pelatihan anak-anak sekolah sebagai “pengenal konservasi “ dilanjutkan dengan pelatihan dan pembentukan “kader konservasi”. Sampai saat ini Balai Besar TNGGP telah melatih dan membentuk kader konservasi sumber daya alam tidak kurang dari 1.000 orang, yang terdiri dari para pelajar, pemuda karang taruna, petani dan lain-lain. Sudah banyak para kader ini yang sudah berhasil mengembangkan diri dan membentuk kelompok, seperti kelompok Volunteer Eagle, Evergreen, Paguyuban Lokat Mala, dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Berkah Mandiri.

KTH Berkah Mandiri dikembangkan oleh dua kader konservasi bentukan Balai Besar TNGGP tahun 2012, Didin Jaelani dan Heri Hidayat, warga kampung Geger Bentang Desa Cimacan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Selesai pembentukan kader, pada tahun itu pula, mereka berdua membentuk KTH Berkah Mandiri, Didin Jaelani duduk sebagai ketua kelompok dan Heri Hidayat sebagai sekretaris, sedangkan jabatan bendahara dipegang oleh Dadin. Sampai saat ini kelompok KTH Berkah Mandiri beranggotakan 20 warga masyarakat kampung Geger Bentang.

Sudah banyak kegiatan yang dilakukan oleh KTH Berkah Mandiri, yang pada dasarnya bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Seperti penyuluhan kepada masyarakat sekitarnya (termasuk masyarakat luar kota yang melakukan studi banding) dan anak-anak sekolah, pengembangan usahatani ramah lingkungan, penghijauan/reboisasi swadaya, dan lain-lain. Didin Jaelani sendiri sering diundang sebagai pembicara dalam acara berbagi pengalaman dari berbagai lembaga, mulai tingkat desa sampai tingkat propinsi.

Produk Industri Ramah Lingkungan

Langkah selanjutnya, mereka berusaha untuk menambah nilai manfaat dari limbah ternak dalam bentuk pupuk cair (pupuk mikro) dan bokasih. Air kencing (urine) domba dipermentasi (antara 1 minggu s/d 1 bulan), hasilnya dikemas dalam botol volume satu liter dengan kemasan yang sudah standar (aturan pakai, kandungan unsur kimia, cara pemakaian dll.). Pupuk dijual seharga Rp. 15.000,-/liter dengan merek “Gerby-1”. Dalam tahun 2013 terjual sekitar 500 lt, konsumen kebanyakan masih masyarakat sekitarnya, meskipun sudah banyak permintaan dari daerah lain, namun belum bisa dilayani berhubung kurangnya permodalan.

Kotoran dan limbah berkas pakan domba diolah menjadi bokasih, sehingga mempunyai nilai jual yang lebih dari sekedar pupuk kandang biasa. Dengan produksi pupuk cair dan bokasih ini, menjadikan domba sebagai alat produksi, disamping juga sebagai hasil produksi.

Paket pertanian ramah lingkungan lainnya yang diproduksi KTH Berkah Mandiri adalah insektisida dan fungisida. Untuk memproduksi insektisida ramah lingkungan ini, memanfaatkan gulma di sekitar aeral pertanian seperti kacang babi dan gadung sebagai bahan baku utama. Sedangkan untuk membuat fungisida menggunakan gadung, singkong dan kunyit sebagai bahan utamanya. Kedua jenis pestisida ini baru dibuat skala lokal, namun hasilnya cukup memuaskan.

Ternyata kader konservasi kita ini, tidak hanya prihatin dengan dampak penggunaan pestisida di lahan pertanian saja, mereka juga mencoba mengupayakan pengurangan produksi (me-reduce) jumlah sampah di kawasan Taman Nasional. KTH Berkah Mandiri mengembangkan bumbu liwet dan minuman (kopi susu jahe) yang dikemas dalam kotak plastik yang menarik, sehingga orang akan merasa sayang bila kotak plastiknya dibuang, atau bahkan bisa saja kotak plastik tersebut dibeli lagi untuk dimanfaatkan ulang (di-reuse).

Dengan disediakannya bumbu liwet ini, diharapkan para pendaki tidak banyak membawa makanan dalam kemasan plastik yang berlebihan (seperti mie instant), tapi cukup membawa beras dalam satu kantong plastik saja. Demikian juga minuman (seperti kopi sachet) bias berkurang, tapi cukup bekal satu kotak kopi-susu-jahe. Dengan demikian diharapkan produksi sampah di kawasan TNGGP bisa berkurang.

Lebih Dari 200 KM Sehari Ditempuh Dengan Speda Mototr

Untuk mengembangkan kegiatan usahanya, KTH Berkah Mandiri terkendala dengan kurangnya modal, terutama biaya untuk mengemas produk. Botol masih didatangkan dari tempat yang jauh (Bandung), dengan berboncengan pada speda motor sejauh lebih dari 200 km Kang Didin dan kang Heri membawa botol untuk mengemas pupuk cair.

Untuk mengatasi kendala modal ini, para personil KTH Berkah Mandiri berharap adanya mitra yang mau kerjasama terutama dalam bentuk pemberian bantuan modal. Bila harus berhubungan dengan bank, masih dirasakan terlalu rumit proses peminjamannya dan tidak ada yang bisa dianggunkan.

Untuk itu, siapa bisa bantu ? Silahkan hubungi KTH Berkah Mandiri. Kontak person : Didin Jaelani nomor HP . 087714347523 atau Heri Hidayat nomo HP. 081912091532 atau pembina harian Nurkholis Natsir (Kepala RPTN Mandalawangi nomor HP.08128846533. (by: Didin’S; Iim’S n Agu’s)

Post a Comment

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit sed.

Follow us on