Julivan, Salomo Aritonang. 2010. Peluang Hidup Telur dan Berudu katak Pohon Jawa Rhacophorus margaritifer Schlegel 1837 di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Bogor; Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan – IPB
Peneliti: Julivan Salomo Aritonang
Topik : Species
Tahun : 2010
No. Pustaka:
Abstrak
Katak pohon jawa (Rhacophorus margaritifer) merupakan salah satu spesies endemik yang hanya ada di Pulau Jawa. Keberadaan katak pohon jawa terancam akibat rusaknya habitat karena aktivitas manusia seperti perambahan hutan dan penebangan pohon secara liar. Spesies katak ini tidak hanya terancam ketika dewasa tetapi juga pada saat fase berudunya. Peluang hidup yang besar dari berudu menjadi katak sempurna menunjukan bahwa keberadaan spesies ini lestari pada habitat yang diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keberhasilan telur di habitat translokasi serta menganalisis ruang hidup telur dan berudu Rhacophorus margaritifer di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Pengambilan data telur dan berudu dilakukan pada habitat alam dan habitat translokasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango melalui pengukuran dan analisis habitat serta kondisi lingkungan pada saat pengamatan. Data yang dikumpulkan meliputi data jumlah telur yang berhasil dan gagal menjadi berudu, data peluang hidup melalui pengamatan berudu dalam proses metamorfosisnya menjadi katak sempurna (tahapan pertumbuhan), data karakteristik habitat (suhu air, kualitas air, suhu udara, substrat), data pakan, dan data mengenai ruang hidup dan kepadatan (luas areal habitat dan kepadatan) pada habitat alami berudu Rhacophorus margaritifer di TNGGP.
Persentase keberhasilan telur Rhacophorus margaritifer untuk menjadi berudu pada habitat alaminya tinggi tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa telur-telur dalam clutch dapat mengalami pembusukan dan gagal menjadi berudu akibat kondisi suhu yang ekstrim. Berdasarkan pengamatan, peluang kehidupan dari kelas umur I (st 25) ke kelas umur II (st 26-30) hanya sebesar 0,4 dan menurun lagi untuk mencapai kelas umur berikutnya yaitu 0,26 (stage 31-40), 0,2 (stage 41-45), dan 0,18 (stage 46). Hal ini menunjukan bahwa fase awal pertumbuhan berudu merupakan fase yang rentan akan kematian. Clutch telur R margaritifer pada habitat alaminya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dtemukan pada tumbuhan air seperti kecubung (Brugmansia suaveolens) dan babakoan (Eupatorium sordidum) yang dibawahnya terdapat sungai bertipe aliran sedang. Ruang hidup berudu R.margaritifer pada habitat alaminya adalah kolam temporer atau cekungan pada tepian sungai yang substrat utamanya berupa lumpur. Ukuran diameter rata-rata habitat alaminya lebih kurang 150 cm sedangkan kedalaman rata-ratanya kurang dari 20 cm. tingkat kepadatan berudu R.margaritifer paling tinggi pada habitat alaminya adalah pada lokasi curug III (1) yaitu 120 ind/m3 dan yang terendah adalah pada kolam curug I yaitu sebesar 3 ind/m3.