Yulianto, Ismail. 2001. Studi inventarisasi Potensi Obyek Dampak Kegiatan Wisata Alam di Resort Cibodas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Bogor: Program Studi diploma III Konservasi sumberdaya Hutan, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fahutan – Institut Pertanian Bogor.
Peneliti: Yulianto Ismail
Topik : Ekowisata
Tahun : 2001
No. Pustaka:
Abstrak
Maupun Fauna. Dalam mewujudkan Peranan TNGP sebagai tempat rekreasi, di Resort cibodas Telah dikekembangkan beberapa obyek wisata alam antara lain flora, fauna, Telaga biru, Air Terjun, dan Puncak Gunung Gede. Namun Resort cibodas masih obyek wisata berupa flora yang belumdikembangkan. Di sisi lain, keguatan wisata alam dapat berdampak fositif dan berdampak negatif baik terhadap masyarakat maupun lingkunganya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui obyek wisata alam berupa tumbuhan dan fenomena alam di Resort cibodas yang belum dikembangkan, mengetahui dampak negatif yang terjadi dari kegiatan wisata alam. Empat tahapan kegiatan yatu jenis data yang di kumpulkan tekhnik pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data merupakan metode yang di lakukan pada penelitian ini. Dari hasil penelitian deperoleh data bahwa data potensi obyek wisata alam di resort cibodas yaitu flora, fauna, ekosistem dan fenomena alam. Dari jenis flora yang telah di kembangkan di Resort Cibodas TNGP adalah Edelweis (Anaphalis javanica) tumbuhan khas yang terdapat di Puncak Gunung Gede, Kantung semar (Nephenter gymnaplora) dan Lumut Merah (Sphagnum gedeanum). Sedangkan jenis fauna yang di kembangkan sebagai obyek penelitian yaitu jenis primata seperti Owa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comate), dan Lutung (Trachypithecus auratus). Fenomena alam obyek wisata yang berupa sumber daya alam / gejala alam seperti Telaga Biru. Air Terjun, Kandang Badak, Puncak Gunung Gede, Kawah Gunung Gede, Jalur Pengamatan Burung, Rawa Gayonggong, Gua Lalay, Batu Kukus, Air Panas, dan Baru. Dampak wisata alam di Resort Cibodas antara lain Erosi tanah di jalan trail Cibodas Puncak Gunung Gede. Prosentase yang tererosi jalur Cibodas-Cibereum sebesar 37,04%, Panyancangan-Kandang Badak (81,66%) dan kandang Badak-Puncak Gunung Gede (90.23%), Rendahnya panjang jalur yang tererosi di jalur Cibodas-Cibereum diduga karena kondisi fisik jalan yang menggunakan Konstruksi Mac Addam, tanahnya stabil, dan topografinya relative datar sehingga sentintifitas tanah terhadap erosi sangat rendah. Sedangkan tingginya erosi di jalur Kandang Badak-Puncak Gn. Gede di duga karena banyaknya pengunjung yang melakukan perkemahan pada tempat yang salah dan membuat jalur trobosan. Dari hasil penelitian tersebut di sarankan sebagai upaya pengelola dampak wisata alam yang perlu di lakukan yaitu peningkatan kualitas pengunjung, perlu adanya kejelasan peraturan dan prosedur untuk memasuki kawasan TNGP. Selain itu mengingat penyebab erosi terbesar adalah jalan setapak yang belum di perkeras, maka perlu adanya perkerasan permukaan jalur wisata dengan batu pecah, atau dengan melakukan peranan pada areal-areal terbuka dengan jenis-jenis asli setempat.