Bunga Bangkai di Kaki Langit
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) salah satu kawasan konservasi yang dikenal kaya akan keanekaragaman jenis tumbuhan. Salah satu jenis tumbuhan yang terdapat di TNGGP adalah jenis bunga Rafflesia yang merupakan bunga langka dan terancam punah.
Pada tanggal 8 – 12 April 2016 tim Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Bidang PTN wilayah III Bogor melakukan kegiatan monitoring Rafflesia rochussenii di 2 (dua) lokasi yang telah teridentifikasi terdapat bunga Rafflesia rochussenii yaitu blok Bojong pinango resort PTN Cimande dan blok Pasir Benyeng resort PTN Tapos. Lokasinya sangat menantang dan menguras energi karena harus berjalan kaki ±2 jam untuk mencapai lokasi habitat bunga Rafflesia tersebut, hingga sampai pada ketinggian +1500 mdpl.
Namun rasa lelah dan perjuangan menuju ke lokasi terbayar karena tim monitoring berhasil menemukan si Rochussenii dalam kondisi mekar meskipun hanya 1 (satu) bunga mekar di Cimande, dan 1 (satu) bunga mekar di Tapos. Namun disekitarnya terdapat juga bunga-bunga yang telah busuk serta knop Rafflesia baik yang masih hidup maupun yang sudah busuk. Setidaknya kami menemukan lebih dari 5 individu bunga Rafflesia mekar busuk dan lebih dari 20 knop hidup baik di Cimande maupun Tapos.
Satu hal yang membuat tim monitoring PEH Bdang PTN Wilayah III Bogor bersemangat dan menjadi penasaran adalah ditemukannya juga jenis lain disekitar tempat tumbuh Rafflesia rochussenii. Diduga jenis baru yang kami temukan adalah merupakan kerabat dari Rafflesia rochussenni yaitu masih dari famili Rafflesiaceae, karena dari identifikasi awal kami menemukan inang tempat menempelnya jenis baru ini sama dengan inang dari Rafflesia rochussenii. Dari Informasi sementara yang kami kumpulkan terkait jenis
baru yang ditemukan adalah Rhizanthes zipelnii. Bunga ini juga merupakan benalu dan sering dijumpai pada lokasi yang sama dengan Rafflesia. Jenis ini lebih gampang dilihat apabila berbentuk bunga mekar sempurna, karena dalam satu akar terdapat beberapa knop. Rhizanthes ini juga memiliki karakteristik sama dengan Rafflesia yaitu mengeluarkan bau busuk untuk menarik polinatornya. Namun demikian perlu dilakukan penelitian dan kajian analisis lebih lanjut oleh tenaga ahli dalam hal ini tim ahli dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ataupun Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk lebih memastikan identifikasi jenis dari Famili Rafflesiaceae ini.
Rafflesia rochussenii maupun Rhizanthes zipelnii belum pernah berhasil dikembangbiakan diluar habitat aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati maka bunga Rafflesia dan Rhizanthes juga ikut mati dan hilang, oleh karena itu kondisi habitat Rafflesia harus benar-benar terjaga dengan baik.
Ekologi Rafflesia masih merupakan misteri sampai saat ini, diduga babi hutan atau tupai merupakan agen penyebaran Rafflesia.
Rafflesia dan Rhizanthes merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki status hampir punah, seharusnya hal ini memberikan catatan penting dan salah satu prioritas upaya konservasi untuk spesies ini.
Salam konservasi
Teks & Foto: Tintin Retno, dkk (PEH BIDANG PTN WILAYAH III BOGOR) @tnggp|28042016|Tintin