8000 Pohon ditanam untuk Restorasi ekosistem Hulu DAS Cisadane, kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Tanggal 19 Mei 2016, hari Kamis, menjadi awal kegiatan bersama Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan Conservation International Indonesia (CI Indonesia). Pada hari itu dilakukan kegiatan seremonial penanaman sebanyak 100 bibit pohon asli TNGGP, di Blok Pasir Malang, Resort PTN Bodogol, Seksi PTN Wilayah V Bodogol, Bidang PTN Wilayah III Bogor, secara administratif berada di Desa Benda, Kec. Cicurug, Kabupaten Bogor, yang akan mengawali penanaman 8000 pohon untuk memulihkan ekosistem hulu DAS Cisadane di kawasan TNGGP. Konsorsium Gedepahala, Yayasan Semak dan PT. Multi bintang Indonesia ikut berpartisapasi mendukung kegiatan tersebut. Restorasi ekosistem dengan menanam 8000 pohon atau setara 20 hektar merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan (RKT) kerjasama BB TNGGP dan CI Indonesia.
Kegiatan program restorasi ini akan berlangsung selama 3 tahun (2016-2018), pada luasan 20 hektar yang berlokasi di blok Ciruntah Resot Bodogol, Bidang PTN Wilayah III Bogor. Areal tersebut merupakan kawasan perluasan TNGGP (eks hutan produksi Perhutani yang beralih fungsi menjadi hutan konservasi), umumnya berupa semak belukar, hutan homogen pinus dan damar, dan lahan garapan masyarakat eks program PHBM Perhutani, yang mana secara bertahap lahan-lahan tersebut harus dipulihkan kepada kondisi yang menunjang perlindungan DAS hulu dan habitat yang layak bagi flora fauna asli dan dilindungi.
Kegiatan restorasi ekosoistem pada seluas 20 hektar lahan, tidak semata-mata hanya dalam bentuk menanam pohon. Kegiatan ini juga berupaya memberikan alternatif solusi menangani permasalahan pengelolaan kawasan konservasi yaitu Penggarapan lahan oleh masyrakat penggarap ex PHBM Perhutani. Melalui kegiatan pemberdayaan yang akan dilaksanakan terintegrasi dengan penanaman pohon, maka pelibatan masyarakat penggrap secara partisipatif, masyarakat tetap mempunyai sumber penghidupan sehari-hari, dan akhirnya secara sukarela meninggalkan garapan di kawasan TNGGP.
Pada acara seremonial penanaman, 19 Mei 2016, Ir. Suyatno Sukandar M.Sc, Kepala Balai TNGGP, mengatakan “kawasan TNGGP berpotensi sangat besar terutama atas jasanya sebagai penyedia air bersih. Potensi air dalam satu tahun mencapai 213 milyar liter, manfaatnya mencakup seluruh masyarakat yang ada di sekitar Taman Nasional termasuk Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. “Langkah konkret melakukan penanaman 8000 pohon di hulu DAS ini merupakan bentuk komitmen Multi Bintang dalam menjaga lingkungan, khususnya air”. Harapan dari program tersebut dapat berdampak positif pada ketersediaan air yang terus terjaga, keseimbangan ekosistem dan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar,” ungkap Michael Chin, Presiden Direktur Multi Bintang. Komitmen CI Indonesia dalam berpartisipasi merestorasi ekosistem TNGGP telah berlangsung sejak 2008. Mengutip pernyataan Program Manager dari Cl Indonesia, Anton Ario, bahwa “dari tahun 2008 sampai saat ini, jumlah pohon yang telah tertanam selama program Adopsi Pohon dan Green Wall diluncurkan hingga sekarang telah mencapai lebih kurang 140.000 pohon di TNGGP” . Jika satu pohon diperkirakan dapat menyimpan rata-rata 26.250 liter air per tahun. Artinya 140.000 pohon yang telah tertanam sejak inisiatif program ini diluncurkan, diperkirakan dapat menyimpan 3,67 miliar liter air pertahun yang bermanfaat bagi lebih dari 30 juta orang yang tinggal di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
Jenis tanaman pada kegiatan restorasi ini merupakan jenis asli/lokal TNGGP. terdiri dari jenis Puspa (Schima walicii), Manglid (Mangleitia glauca), Kisireum (Neolitsea javanica), Lame (Alstonia scholaris), Janitri (Elaeocarpus pierrei) dan Salam (Eugenia clavimirtus). Karena lokasi berada berbatasan dengan sungai, maka akan dilakukan penanaman beberapa jenis bambu. Selain itu juga dipadukan dengan tanaman buah produksi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan ditanam dibatas kawasan sebagai sabuk hijau (green belt), antara lain: Kirai (Metroxylon rumphii), Muncang (Aleurites moluccana), dan Klewek (Pangium edule).
Kegiatan penanaman dalam rangka restorasi ekosistem berbasis pemberdayaan masyarakat ini, merupakan komitmen Balai Besar TNGGP dengan dukungan mitra untuk menunjang tercapainya target restorasi ekosistem seluas 2000 hektar di kawasan TNGGP seperti tertuang pada SK Direktur Jenderal KSDAE No SK. 18/KSDAE/KK/KSDAE.1/1/2016 tentang Penetapan Lokasi Pemulihan Ekosistem Pada Kawasan Konservasi yang Terdegradasi seluas 100.000 Ha Pada RPJM 2015-2019. Penanaman bersama mitra ini diharapkan dapat pula mewujudkan salah satu amanat dari Indikator Kinerja Rencana Strategis Ditjen KSDAE tahun 2015 – 2019, yaitu “Luas Kawasan Konservasi yang dipulihkan kondisi ekosistemnya seluas 100.000 Ha”.
Kemitraan menjadi kata kunci untuk keberhasilan program restorasi, dimana masing-masing pihak memainkan peran masing-masing. Keterlibatan swasta dalam kegiatan restorasi ekosistem sangat diharapkan, terutama mendukung prmbiayaan restorasi, dan tentunya dilakukan tanpa ada kepentingan tertentu terhadap TNGGP, selain membantu menanam untuk restorasi hulu DAS Cisadane. Diharapkan kemitraan pemerintah, LSM dan perusahaan (swasta) atau Public Private Partnership dapat pula mewujudkan komitmen pemerintah Indonesia yang ikut meratifikasi Konvensi Keanekaragman Hayati (Convention on Biological Diversity) dan Aichi Target 15, yaitu setiap Negara akan merestorasi sedikitnya 15% dari ekosistem yang terdegradasi pada tahun 2020.
(Foto & Teks: Ratih Mayangsari S.Hut, Penyuluh Bidang PTN Wilayah III Bogor, @tnggp|26052016|Mayang)