Image Alt

Blog

TES UNTUK TETAP BERSAMA “ISTRI KEDUA”

Fakta yang tidak dapat dibantah bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Polisi Kehutanan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat di sekitar kawasan, kerap kali timbul konflik dalam pengelolaan kawasan konservasi. Meski dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi harus mengedepankan prinsip humanis dan manusiawi, bukan berarti Polisi Kehutanan harus menjadi “lembek”. Dalam pelaksanaan tugasnya Polisi Kehutanan dilengkapi dengan senjata api, namun bukan berarti setiap saat boleh mengangkat senjata dan menggunakannya sesuka hati. Setiap Polisi Kehutanan yang memegang senjata api wajib memenuhi persyaratan administrasi, penguasaan, kepemilikan, dan penggunaannya sesuai peraturan perundang undangan, serta layak kondisi psikologisnya. Oleh karena itu pada hari Kamis tanggal 21 September 2023 Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango melaksanakan kegiatan tes psikologi bagi pemegang senjata api. Kegiatan psikotest ini dihadiri oleh Kabag Psikologi Polda Jabar, AKBP D. Widodo S.Psi. Psikolog selaku Ketua Tim dan diikuti oleh 48 peserta yang terdiri dari 35 Polhut Fungsional dan 12 Polhut Pembina dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Pemeriksaan psikologi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, dan evaluasi data psikologi untuk mengungkap karakteristik individual berdasarkan nilai dan persyaratan yang ditetapkan. Mengutip sambutan Plh Kepala Balai Besar BBTNGGP Heru Rudiharto, S.Si., M.P., bahwa Senpi merupakan “istri kedua”, artinya bahwa memegang senpi berarti mempunyai tanggungjawab yang besar seperti halnya tangungjawab kita terhadap istri. BBTNGGP rutin melakukan kegiatan tes psikologi ini karena kepribadian seseorang itu bersifat dinamis, berubah setiap waktu. Bisa jadi ada rekan-rekan yang tidak lolos tes psikologi karena sedang dalam kondisi yang labil. Tidak perlu berkecil hati jika tidak lulus dalam tes psikologis, bukan karena rekan-rekan tidak pintar karena ini bukanlah test untuk mengukur kepintaran.

Sementara itu KASUBBAGPSIPOL Kompol Henra Hasibuan, S. H., M. M., CHRA dalam sambutannya menyampaikan bahwa tes psikologi dilakukan setahun sekali sesuai dengan aturannya. Pola pikir dan pikiran kita setiap waktu berbeda dan tidak stabil. Tes ini bukanlah hal yang sulit, agar rekan-rekan menyimak penjelasan yang disampaikan oleh tim penguji. Mudah-mudahan diberikan kemudahan dan semua rekan-rekan lulus.

Sejatinya senjata api bukanlah semata-mata untuk gagah-gagahan, memegang senjata api adalah tanggung jawab besar yang mengharuskan pemegangnya mempunyai kestabilan emosi, kecermatan, serta komitmen yang tinggi terhadap keamanan dan ketertiban. Oleh karenanya dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan diketahui kondisi psikologis para Polhut sehingga dapat dipertimbangkan kelayakannya memegang senpi serta mampu mencegah adanya penyalahgunaan senjata api Non Organik.

Teks : Rina Wulandari, S. P. (Polhut Mahir BBTNGGP)
Foto : Tim Publikasi BBTNGGP

Post a Comment

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit sed.

Follow us on