s

Left sidebar

hutan sahabat green-1Mesti ekstra hati-hati menuruni lereng-lereng curam itu. Dengan dua tangan mendekap beberapa polybag bibit pohon puspa, tidak sedikit yang terperosok dan melorot tak terkendali. Medan terjal dan rawan longsor itu benar-benar menantang.

Patok-patok bambu yang ditempeli label A, B, C, D sudah disiapkan para petani. Jarak antar patok sekitar 5 meter. Kami mesti menjangkau patok-patok itu untuk menanam bibit-bibit pohon yang dilabeli sesuai nama pengadopsinya. Tidak mudah mencapainya, karena lereng yang dulunya ditumbuhi pepohonan besar itu sudah berubah menjadi lahan bertanam sayur-mayur. Kering, sangat miring dan mudah longsor.

hutan sahabat green 1Awalnya 5 hektar. Akan terus dikembangkan sejalan dengan minat Sahabat Green mengadopsi pohon. Sosialisasi dengan petani segera dilakukan, untuk persiapan penanaman pertama 8 Juli 2008.

Mentari baru beranjak naik, ketika (Rabu 11 Juni) tim Green Radio tiba di Desa Ciputri. Panas belum menyengat, tetapi kami mesti bergegas untuk melintasi ujung kampung itu. Tiba di pertanian bunga mawar, yang menjadi tempat terakhir parkir mobil operasional Taman Nasional, kami turun berjalan kaki. Melintasi kebun kebun sayur milik petani, kami tiba di titik awal. Tempat yang akan ditandai sebagai pintu masuk Hutan Sahabat Green

SIARAN PERS: Nomor S. 194/PIK-1/2008 20080522_MoU-greenRadioJakarta, 22 Mei 2008. Sikap peduli terhadap lingkungan telah ditunjukkan oleh lembaga penyiaran publik antara lain 89.2 FM Green Radio, yang menyepakati nota kesepahaman (MoU) dengan Konsorsium GEDEPAHALA diwakili oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), untuk membantu dalam memfasilitasi Program Adopsi Pohon di wilayah taman nasional. Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan di Gedung Manggala Wanabakti, Departemen Kehutanan, Jakarta, pada pukul 15.00 WIB, Kamis, 22 Mei 2008. Menteri Kehutanan bersama para pejabat Eselon I Kehutanan menyaksikan MoU Program Adopsi Pohon tersebut antara Kepala Balai Besar TNGGP dengan pihak 89,2 FM Green Radio.

Sabtu, 17 Mei 2008, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diundang dalam acara seminar pendidikan yang dilaksanakan di kampus SMA Negeri 8 Jakarta di Bukit Duri, Tebet – Jakarta Timur. Seminar tersebut dilaksanakan dalam acara memperingati hari jadi sekolah tersebut yang ke-50, selain itu banyak acara-acara yang diselenggarakan oleh pihak penyelenggara, yaitu bazar, games, live concert, dan lainnya.

IdeADalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai penyelenggaraan ekowisata pada umumnya dan penyediaan prasarana pendukung melalui desain ekowisata pada khususnya, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango melaksanakan kegiatan diskusi yang bertajuk “A Rapid Understanding On Eco-Design” pada tanggal 13 Mei 2008 tersebut menghadirkan pembicara-pembicara dari IdeA - Innovative development for eco Awareness, konsultan yang sudah cukup dikenal bergerak dalam bidang arsitektur dan arsitektur lansekap terkait dengan budaya dan ekologi suatu kawasan yang dipimpin oleh Dr. Suhartini Sekartjakrarini atau akrab dipanggil sebagai ibu Tinuk.

work shop MDKHari ini, Rabu 7 Mei 2008 bertempat di Gedung Manggala Wanabhakti, Departemen Kehutanan, Jakarta tengah diselenggarakan ”Pencanangan Program dan Workshop Nasional Pengembangan Desa Konservasi dalam Rangka Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara Terpadu”, yang dilaksanakan atas kerjasama antara Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam (PJLWA) Ditjen PHKA Dephut, Environmental Services Program (ESP), USAID dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) serta didukung oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan beberapa LSM antara lain Prakarsa Misi Alam, RCS, Mapala UI dan Amerta.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Harapan Maju dan Cilondong Jaya sudah membuktikkan semua itu tidak hanya teori yang manis di mulut saja. ESP-1Jakarta. Pulau Jawa adalah sebuah ironi. Dengan luas 13 juta hektar, wilayah hutan, yang sangat penting untuk ketersediaan air, udara bersih dan fungsi-fungsi ekosistem lainnya, di pulau berpenduduk lebih dari 120 juta jiwa ini tinggal tersisa 11% saja. Dengan kondisi seperti ini, sekecil apapun usaha untuk menghijaukan kembali Pulau Jawa menjadi sangat berarti.

green RadioHanya dengan Rp 3000 sebulan, Anda bisa menambah satu pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan mengadopsi sepuluh hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan menanam sekitar 4000 pohon masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang diperlukan adalah Rp 144 juta pertahun.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit sed.

Follow us on