Image Alt

elang jawa Tag

Selasa, 18 Agustus 2009. Akhirnya kepakan sayap itu terdengar. Seekor Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) telah membentangkan sayapnya di langit, diatas kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Pengembalian Elang Jawa ke habitat aslinya tepat setelah hari kemerdekaan memberikan filosofi tersendiri, suatu kemerdekaan bagi si lambang Negara. Penciptaan burung Garuda sebagai lambang Negara diperkirakan berasal dari Elang Jawa yang memiliki morfologi kesamaan pada jambulnya. Berdasarkan hal itu pula Elang Jawa mendapatkan predikat sebagai satwa dirgantara nusantara, suatu predikat yang menggambarkan identitas bangsa Indonesia.

Perkumpulan Suaka Elang, Siaran Pers 18 Agustus 2009

Satu ekor Elang jawa hasil sitaan akhirnya akan dilepasliarkan kembali di habitat aslinya di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sehari setelah hari kemerdekaan Indonesia.

Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), merupakan salah satu satwa endemik (yang hanya hidup) pulau Jawa. Burung yang diidentikkan dengan lambang negara Indonesia yaitu Garuda, sejak tahun 1993 telah ditetapkan sebagai salah satu dari 3 satwa identitas bangsa Indonesia.

Wed, 11/26/2008

An ular bido eagle (Spilomis cheela) perches on a tree branch inside the rehabilitation cage in Loji, Bogor regency. (JP/Theresia Sufa)

The Jakarta Post, Bogor. Conservationists and forest rangers officially opened a eagle conservation center at Gunung Halimun Salak National Park on Tuesday.

As many as 12 eagles, previously treated at the Center of Animal Conservation in Cikananga, Sukabumi, were transferred to the park in Bogor. Some will receive more treatment before being released into the wild, while the rest will remain at the park.

Minggu, 23 November 2008 | 16:25 WIB SUKABUMI, MINGGU - Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memindahkan 12 ekor elang Jawa ke Suaka Elang Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Resort Loji, Kabupaten Bogor. Humas PPSC Sukabumi, Budi Harto, di Sukabumi, Minggu (23/11) mengatakan, pemindahan yang telah dilakukan kemarin dimaksudkan untuk merehabilitasi satwa yang kian terancam punah itu.

Press Release

Bogor, 25 November 2008- Kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun-Salak [TNGHS] dengan luas 113.357 ha merupakan representasi ekosistem hutan hujan tropis pegunungan di Pulau Jawa. Kawasan ini menjadi habitat terbaik untuk 16 jenis burung pemangsa [Elang], diantaranya Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) khas Jawa yang berkategori Endangered [IUCN Red List 2008]. Artinya, populasi Elang jawa kurang dari lima ribu ekor, bahkan, hanya berkisar empat ratus ekor saja.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Harapan Maju dan Cilondong Jaya sudah membuktikkan semua itu tidak hanya teori yang manis di mulut saja. ESP-1Jakarta. Pulau Jawa adalah sebuah ironi. Dengan luas 13 juta hektar, wilayah hutan, yang sangat penting untuk ketersediaan air, udara bersih dan fungsi-fungsi ekosistem lainnya, di pulau berpenduduk lebih dari 120 juta jiwa ini tinggal tersisa 11% saja. Dengan kondisi seperti ini, sekecil apapun usaha untuk menghijaukan kembali Pulau Jawa menjadi sangat berarti.

green RadioHanya dengan Rp 3000 sebulan, Anda bisa menambah satu pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan mengadopsi sepuluh hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan menanam sekitar 4000 pohon masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang diperlukan adalah Rp 144 juta pertahun.

Press Release Megawati Sukarnoputri turut mengadopsi pohon seluas 10 hektar Megawati Sukarnoputri turut mengadopsi pohon seluas 10 hektarSukabumi, 19 April 2008. Rusaknya daerah resapan air di kawasan hulu sungai dan daerah tangkapan air akan mengakibatkan sekitar 60 persen wilayah di Jakarta tergenang banjir. Berdasarkan hasil penelitian curah hujan yang terjadi di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Hulu dan Tengah yang sumbernya berasal dari kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan kawasan hutan sekitarnya, ternyata memberikan kontribusi banjir di daerah hilir (Jakarta) sebesar masing-masing 51 dan 49%.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit sed.

Follow us on