Kabar dari Sarongge
Pohon pohon yang ditanam tahun lalu mulai tumbuh. Suren mencatat rekor setinggi 2 meter. Kegiatan ekonomi alternatif dilakukan lewat pemeliharaan lebah, dan ternak domba. Tak lama lagi ada radio komunitas di Sarongge. Hutan Sahabat Green memang belum tampak seperti hutan. Tegakkan pohon ada di sana-sini. Tetapi umumnya lahan masih terbuka, hanya tertutup sayur-mayur yang ditanam petani anggota Gapoktan (Gabungan Petani Hutan). Di sinilah, pendengar Green Radio - individu atau perusahaan - berniat menghutankan kembali bekas areal Perhutani. Areal yang sekarang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Menanam Pohon, Menumbuhkan Kepedulian
Wednesday, 29 October 2008
“Ini pohon Abel ya Pa, pohon Papa mana?” kata Anabel (4) sambil menekan-nekan tanah di sekitar pohon yang baru ia tanam. Anabel, putri pasangan Benyamin dan Asih, pendengar Green Radio, waga Kelapa Gading, menjadi peserta paling muda dalam acara adopsi pohon yang difasilitasi Green Radio, di Hutan Sahabat Green, Taman Nasional Gunung Gede Pangarango.Puspa Untuk Hutan Sahabat Green
Mesti ekstra hati-hati menuruni lereng-lereng curam itu. Dengan dua tangan mendekap beberapa polybag bibit pohon puspa, tidak sedikit yang terperosok dan melorot tak terkendali. Medan terjal dan rawan longsor itu benar-benar menantang.
Patok-patok bambu yang ditempeli label A, B, C, D sudah disiapkan para petani. Jarak antar patok sekitar 5 meter. Kami mesti menjangkau patok-patok itu untuk menanam bibit-bibit pohon yang dilabeli sesuai nama pengadopsinya. Tidak mudah mencapainya, karena lereng yang dulunya ditumbuhi pepohonan besar itu sudah berubah menjadi lahan bertanam sayur-mayur. Kering, sangat miring dan mudah longsor.
Hutan Sahabat Green Mulai Dipetakan
Awalnya 5 hektar. Akan terus dikembangkan sejalan dengan minat Sahabat Green mengadopsi pohon. Sosialisasi dengan petani segera dilakukan, untuk persiapan penanaman pertama 8 Juli 2008.