Cibodas Biosphere Reserves
Situated in the province of West Java in the south of Jakarta, Cibodas Biosphere Reserve is an example of an ecosystem in the humid tropics undergoing strong human pressure.
TheĀ Gunung Gede-Pangrango National Park constitutes the core area of the biosphere reserve. It includes two twinned volcanoes and mountainous rain forests with many Javan endemic species.
The buffer zone comprises for a large part production forest, tea plantations and horticulture fields. Rice irrigation fields and human settlements mostly cover the transition area.
Declaration Date: 1977 Surface Area: : 21,975 ha Administrative Division: Cianjur, Sukabumi and Bogor West JavaKSDA Terapan “Langkah Nyata Untuk Menyelamatkan Bumi”
Usia bumi yang terbilang renta dan lelah yang selama ini menjadi satu-satunya planet di sistem tata surya yang merupakan tempat tinggal makhluk hidup termasuk kita didalamnya sebagai manusia berbagai peristiwa besar telah dialaminya, mulai dari pecahnya induk benua yang disebut Pangaea, masa es, banjir besar dan saat ini dalam anomaly iklim dunia sedang mengalami pemanasan global (global warming).
Pendakian Gede-Pangrango Dibuka 1 April 2010
Terhitung sejak tanggal 1 April 2010, pendakian Gunung Gede Pangrango kembali dibuka untuk umum. Pembukaan kegiatan pendakian tersebut diumumkan melalui pengumuman yang ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Nomor 342/11-TU/3/2010, tanggal 11 Maret 2010. Bagi calon pendaki diwajibkan melakukan reservasi (booking)
150 Jenis Pohon Layak Jadi Tanaman Konservasi
Jakarta, (ANTARA News) - Sebanyak 150 jenis pohon layak dijadikan tanaman konservasi, karena bernilai ekonomis, kata Peneliti Senior Bidang Hutan Kota dan Arboretum Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan (Dephut) Ismayadi Samsoedin. "Dari hasil penelitian kami, terdapat 150 jenis tanaman dari ribuan jenis yang layak menjadi tanaman untuk program konservasi alam atau lingkungan," katanya di Jakarta, Rabu.
Kesepakatan Petani dan TNGGP: Babak Baru Pelestarian Alam Sukabumi
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Harapan Maju dan Cilondong Jaya sudah membuktikkan semua itu tidak hanya teori yang manis di mulut saja.
Jakarta. Pulau Jawa adalah sebuah ironi. Dengan luas 13 juta hektar, wilayah hutan, yang sangat penting untuk ketersediaan air, udara bersih dan fungsi-fungsi ekosistem lainnya, di pulau berpenduduk lebih dari 120 juta jiwa ini tinggal tersisa 11% saja. Dengan kondisi seperti ini, sekecil apapun usaha untuk menghijaukan kembali Pulau Jawa menjadi sangat berarti.
Hutan Sahabat Green
Hanya dengan Rp 3000 sebulan, Anda bisa menambah satu pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan mengadopsi sepuluh hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan menanam sekitar 4000 pohon masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang diperlukan adalah Rp 144 juta pertahun.
Turut Selamatkan Bumi Melalui Program Adopsi Pohon
Press Release
Megawati Sukarnoputri turut mengadopsi pohon seluas 10 hektar
Sukabumi, 19 April 2008. Rusaknya daerah resapan air di kawasan hulu sungai dan daerah tangkapan air akan mengakibatkan sekitar 60 persen wilayah di Jakarta tergenang banjir. Berdasarkan hasil penelitian curah hujan yang terjadi di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Hulu dan Tengah yang sumbernya berasal dari kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan kawasan hutan sekitarnya, ternyata memberikan kontribusi banjir di daerah hilir (Jakarta) sebesar masing-masing 51 dan 49%.
Oleh-Oleh dari Simposium Raptor Asia ke-5 di Vietnam
Sebanyak 19 orang dari Indonesia terbang ke Vietnam pada tanggal 1 April 2008 yang lalu untuk menghadiri 5th Symposium on Asian Raptors yang diselenggarakan dari tanggal 3-6 April 2008 di Tam Dao National Park, Vinh Phuc. Mereka adalah para peneliti dan praktisi dalam konservasi raptor (burung pemangsa), yang kebanyakan adalah dari mahasiswa dan LSM serta 3 orang dari pemerintahan yaitu Dr. Bambang Supriyanto (Kepala Balai TN Gunung Halimun Salak), Kuswandono (TN Gunung Gede Pangrango) dan seorang perwakilan dari BPLHD Jawa Barat.