Mengintip Burung Raptor yang Lewat
Oleh Annisa Yuniar, Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI-Green Network), 10 Oktober 2010
Di arena olah raga paralayang di puncak, Bogor, para pengamat burung raptor melakukan simulasi dari kegiatan sehari sebelumnya. Dengan perlengkapan binokuler dan monokuler, peserta dibagi menajdi 4 kelompok besar. Masing-masing kelompok didampingi oleh fasilitator untuk membantu peserta dalam mengamati burung-burung migran yang diamati. Namun hari ini para peserta kurang beruntung, hanya sekitar 6 ekor burung migrant yang melintas.Menurut Usep, salah satu pemateri dari RCS yang telah mengamati burung raptor yang melewati kawasan puncak di sekitar TNGGP selama 15 tahun, hari ini cuaca cukup bagus. Tapi angin cukup kencang sehingga hari ini tidak akan banyak burung migrasi yang akan lewat. Mungkin minggu depan akna lebih bnayak lagi burung yang lewat.
Migrant Raptor, A Beautiful Prey as Environment Parameter
By Dianing Kusumo, PILI Green Network October – October 10, 2010
Have you ever see and think how does the bird or raptor do their migrant behavior? How do they put themselves in the sky and nature? To understand and get more info about this raptor, RAIN (Raptor Indonesia) held Monitoring and identification Migrant Raptor Technical Training Workshop 2010 (9-10 October 2010), as a part form Raptor Migration Festival. This workshop contain info about raptor, the type of raptor, how does the usual habit, and many info about how to monitoring the raptor.12 Ekor Elang Jawa Dipindahkan ke TN Gunung Halimun-Salak
Minggu, 23 November 2008 | 16:25 WIB SUKABUMI, MINGGU - Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memindahkan 12 ekor elang Jawa ke Suaka Elang Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Resort Loji, Kabupaten Bogor. Humas PPSC Sukabumi, Budi Harto, di Sukabumi, Minggu (23/11) mengatakan, pemindahan yang telah dilakukan kemarin dimaksudkan untuk merehabilitasi satwa yang kian terancam punah itu.
Kesepakatan Petani dan TNGGP: Babak Baru Pelestarian Alam Sukabumi
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Harapan Maju dan Cilondong Jaya sudah membuktikkan semua itu tidak hanya teori yang manis di mulut saja.
Jakarta. Pulau Jawa adalah sebuah ironi. Dengan luas 13 juta hektar, wilayah hutan, yang sangat penting untuk ketersediaan air, udara bersih dan fungsi-fungsi ekosistem lainnya, di pulau berpenduduk lebih dari 120 juta jiwa ini tinggal tersisa 11% saja. Dengan kondisi seperti ini, sekecil apapun usaha untuk menghijaukan kembali Pulau Jawa menjadi sangat berarti.
Hutan Sahabat Green
Hanya dengan Rp 3000 sebulan, Anda bisa menambah satu pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan mengadopsi sepuluh hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan menanam sekitar 4000 pohon masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang diperlukan adalah Rp 144 juta pertahun.
Turut Selamatkan Bumi Melalui Program Adopsi Pohon
Press Release
Megawati Sukarnoputri turut mengadopsi pohon seluas 10 hektar
Sukabumi, 19 April 2008. Rusaknya daerah resapan air di kawasan hulu sungai dan daerah tangkapan air akan mengakibatkan sekitar 60 persen wilayah di Jakarta tergenang banjir. Berdasarkan hasil penelitian curah hujan yang terjadi di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Hulu dan Tengah yang sumbernya berasal dari kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan kawasan hutan sekitarnya, ternyata memberikan kontribusi banjir di daerah hilir (Jakarta) sebesar masing-masing 51 dan 49%.
Oleh-Oleh dari Simposium Raptor Asia ke-5 di Vietnam
Sebanyak 19 orang dari Indonesia terbang ke Vietnam pada tanggal 1 April 2008 yang lalu untuk menghadiri 5th Symposium on Asian Raptors yang diselenggarakan dari tanggal 3-6 April 2008 di Tam Dao National Park, Vinh Phuc. Mereka adalah para peneliti dan praktisi dalam konservasi raptor (burung pemangsa), yang kebanyakan adalah dari mahasiswa dan LSM serta 3 orang dari pemerintahan yaitu Dr. Bambang Supriyanto (Kepala Balai TN Gunung Halimun Salak), Kuswandono (TN Gunung Gede Pangrango) dan seorang perwakilan dari BPLHD Jawa Barat.