Menjelajah Rumah Baru “Echi dan Septa”
Melepasliarkan kembali Owa Jawa ke habitat alaminya tidak semudah yang dibayangkan. Owa Jawa yang terbiasa hidup di dalam kandang sempit dan diberi makan sebagai hewan peliharaan tidak akan bisa bertahan hidup ketika dilepas ke alam liar walaupun itu merupakan habitat alaminya. Mereka tidak tahu buah dan daun apa saja yang bisa dimakan. Bagaimana cara bergerak yang lincah dan efektif dari cabang ke cabang (brakhiasi) untuk mencari makan. Bahkan ada Owa Jawa yang tidak bisa melakukan panggilan karena sejak kecil dipelihara manusia dan tidak pernah mendengar seperti apa Owa Jawa seharusnya bersuara.
PAM Swakarsa Sebagai Wujud Partisipasi Aktif Masyarakat Sekitar TNGGP
Hutan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan merupakan kekayaan alam milik bangsa dan negara yang tidak ternilai, sehingga hak-hak bangsa dan negara atas hasil hutan perlu dijaga dan dipertahankan agar hutan tersebut dapat memenuhi fungsinya bagi kepentingan bangsa dan negara.
Menuju Konsorsium Konservasi Alam Bodogol
Inilah awal baru untuk Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB), Kamis tanggal 1 Januari 2009, bertempat di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, diadakan pertemuan bersama oleh 3 lembaga untuk membahas kesepakatan dalam menyatukan pengembangan program pendidikan, penelitian dan rehabilitasi Owa Jawa yang ada di Bodogol. Pertemuan ini dihadiri oleh Dr. Ir Bambang Sukmananto, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP), Jatna Supryatna, PhD dari Conservational International Indonesia (CII), Ir. Wahjudi Wardojo MSc dan Dr. Noviar Andayani dari Yayasan Owa Jawa (YOJ) dengan moderator Anton Ario Msc (CII) .